Fenomena Geografis Makna Toponimi di Kota Makassar

Tamrin Tamrin; Abdul Haliq

doi:10.51817/nila.v4i2.685

Fenomena Geografis Makna Toponimi di Kota Makassar

Tamrin Tamrin, Abdul Haliq

Abstract

Geographical Phenomenon of Toponymy Meaning in Makassar City. This study aims to describe the toponymy and naming aspects of the origin of the name of the earth in Makassar City and its surroundings based on the description of the origin of the name. This research uses qualitative descriptive methods with observation techniques, interviews, documentation, and literature review. The data will be analyzed by classifying as a whole. The stages carried out are classifying the names of the earth's appearance in the form of village names, village names, and sub-district names in the Makassar City area and its surroundings. The results of the analysis show that the naming of toponymy (the name of the earth) in Makassar City means embodiment and community. The aspect of embodiment is naming based on plants, animals, terrain, and naming based on the form of natural objects. Furthermore, naming based on social aspects, namely naming based on the form of activities, character names, and naming based on expectations.

Keywords

toponymy, terrain, Makassar

Full Text:

PDF

References

Cahyono, M. D. 2019, 11 24. Fenomena Sosial Remang Pelacuran Jawa Kuna. Jurnal Malang. Retrieved Oktober 2020, from http://www. jurnalmalang.com/2019/11/fenomena-sosialremang-pelacuran-jawa.htmlr

Camalia, M. 2015. Toponimi Kabupaten Lamongan (Kajian Antropologi Linguistik). Parole: Journal of Linguistics and Education, 5(1), 74–83. doi: 10.14710/parole.v5i1.74-83

Hestiyana. 2020. “Struktur dan Fungsi Mantra Hidu-Mahidu Tatamba Anak pada Masyarakat Dayak Bakumpai”, Sirok Bastra, 8(2), 139–151.

Hestiyana. 2021. "Toponimi dan Aspek Penamaan Asal-Usul Desa dan Gunung di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar", Mlangun, 18(2), 145–158.

Hestiyana. 2022. "Toponimi Asal-Usul Nama Desa di Kabupaten Tanah Laut", Bebasan, 9(1), 19–42.

Liliweri, A. 2014. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung: Nusa Media.

Minang, P.S. dkk. 2019. “Klasifikasi dan Kolokasi Nama Jalan di Bogor (Kajian Toponimi dengan Pendekatan Korpus Linguistik”, Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Karakter dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0, 230–251. Surabaya: UNESA.

Moleong, L.J. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, A. A. 2016. Toponimi dalam kajian arkeologi. Seminar Nasional Toponimi: Toponimi dalam Perspektif Ilmu Budaya, 1–26. https://linguistik.fib.ui.ac.id/seminar-toponimi/

Rais, J. dkk. 2008. Toponimi: Sejarah Budaya yang Panjang dari Pemukiman Manusia dan Tertib Administrasi. Jakarta: Pradnya Paramita.

Rais,J., Lauder, M.R.M.T., Sudjiman, P., Ayatrohaedi, Sulistiyo, B., Wiryaningsih, A., Suparwati T., & Santoso, W.E. 2008. Toponimi Indonesia. Sejarah budaya yang panjang dari permukiman manusia dan tertib admninsitrasi. Pradnya Paramita.

Sobarna, C., Gunardi, G., & Afsari, A. S. (2019, Desember). Penguatan Karakter Melalui Kajian Toponimi. In Prosiding Seminar Nasional LP3M (Vol. 1, pp. 83-88).

Sudaryat, Y.D. 2009. Toponimi Jawa Barat (Berdasarkan Cerita Rakyat). Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Suratminto, Lilie. 2016. Nama-nama Tempat di Jakarta dan Kaitannya dengan Masa Kolonial. Makalah ini disampaikan dalam Seminar Nasional Toponimi yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitain Kajian Budaya (PPKB) pada hari Kamis tanggal 3 November 2016 di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Taqiyuddin, M. 2016. Makalah 1 pengertian worldview.

Vuolteenaho, J. 2017. Critical Toponymies: The Contested Politics of Place Naming. University of Helsinki

Wahyudi, F. dan Fadli, 2021. Toponim di Kabupaten Maros (Fokus: Terapan dalam Pendidikan Kearifan Lokal). Jurnal: Studi Guru dan Pembelajaran Vol. 4 Nomor 3 Tahun 2021

DOI: https://doi.org/10.51817/nila.v4i2.685