Pentas Wayang Topeng Tengger sebagai Refleksi Nilai-Nilai Sosial Masyarakat Tengger
Abstract
This study aims to examine the values of affection, responsibility, and harmony reflected in the Tengger Masked Puppet performance. This research employs a qualitative method with a content analysis design on performing arts texts. Data was collected through field observations, interviews, Tengger Masked Puppet performance video reviews, and document studies. The informants in this study included dukun pandhita (shamans), dalang (puppeteers), wiyaga (gamelan players), sinden (female singers), and members of the community. The results of the study indicate that the social values of the Tengger community are manifested in various aspects of Tengger Masked Puppet performance. The value of affection is reflected in interpersonal relationships, the value of responsibility in adherence to rules and commands, and the value of harmony in tolerance and cooperation. Tengger Masked Puppet performance is able to reflect the social values of the community because the art form has grown from within the community, thus it is not surprising that Tengger Masked Puppet performance portrays the life of the Tengger community, from its social conditions to its history. In conclusion, Tengger Masked Puppet performance reflects the valuable social values of the Tengger community, which are relevant to cultural preservation. These traditional values, maintained over centuries, significantly contribute to Indonesia's cultural diversity.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai kasih sayang, tanggung jawab, dan keserasian yang tercermin dalam pergelaran Wayang Topeng Tengger (WTT). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain analisis isi pada teks seni pertunjukan. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara, simak video pertunjukan WTT, dan studi dokumen. Adapun kriteria informan adalah dukun pandhita, dalang, wiyaga, sinden, dan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial masyarakat Tengger termanifestasi dalam berbagai aspek WTT. Nilai kasih sayang tercermin dalam hubungan antar manusia, nilai tanggung jawab tercermin dalam kepatuhan terhadap aturan dan perintah, dan nilai keserasian tercermin dalam toleransi dan kerja sama. WTT mampu merefleksikan nilai-nilai sosial masyarakat karena kesenian tersebut tumbuh ditengah-tengah masyarakat sehingga tak heran jika WTT menggambarkan kehidupan masyarakat Tengger dari keadaan sosial sampai sejarahnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah WTT merefleksikan nilai-nilai sosial masyarakat Tengger yang berharga dan relevan untuk pelestarian budaya. Nilai-nilai tradisional yang telah terjaga selama berabad-abad memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberagaman budaya Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anggoro, B. (2018). “Wayang dan Seni Pertunjukan” Kajian Sejarah Perkembangan Seni Wayang di Tanah Jawa sebagai Seni Pertunjukan dan Dakwah. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 2(2), 257–268. https://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/juspi/article/view/1679
Asrulla, R., Jailani, M. S., & Jeka, F. (2023). Populasi dan sampling (kuantitatif), serta pemilihan informan kunci (kualitatif) dalam pendekatan praktis. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 26320–26332.
Darihastining, S. (2016). Etnopuitika Sastra Pentas Jidor Sentulan. Aditya Media Publishing.
Dewi, F. I. (2015). Pertunjukan Wayang Topeng Tengger dalam Uapacara Ruwatan di Desa Wono kerso Kabupaten Probolinggo. Apron Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan, 2(7), 1–15.
Feist, J., & Feist, G. J. (2008). Theories of Personality: Teori-teori tentang Kepribadian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Translation.
Harisah, H., & Susilawati, Y. (2020). Konsep Islam Tentang Keadilan Dalam Muamalah. Syar’ie: Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam, 3(2), 172–185.
Kurtubi, N., Supriatna, M., & Peniasiani, D. (2023). Nilai Kerjasama Dalam Tradisi Tahlilan Pada Kampung Pangasinan Kecamatan Kutawaluya. Jurnal Pendidikan Indonesia, 12(1). https://journal.penerbitjurnal.com/index.php/educational/article/view/42
Nurachmana, A., Purwaka, A., Supardi, S., & Yuliani, Y. (2020). Analisis Nilai Edukatif dalam Novel Orang-orang Biasa Karya Andrea Hirata: Tinjauan Sosiologi Sastra. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 1(1), 57–66. https://e-journal.upr.ac.id/index.php/enggang/article/view/2462
Raharjo, R. P., Supratno, H., & Sudikan, S. Y. (2020). Sociocultural Symbol in Tengger Mask Puppet Show. PalArch’s Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(4).
Rahmadewi, N. (2023). Kesetiaan dengan Pasangan. Penerbit Andi.
Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan, model-model kepribadian sehat. Kanisius.
Soerjono Soekanto, A. (1983). Kamus sosiologi. Universitas Indonesia Library; Rajawali. https://lib.ui.ac.id
Sternberg, R. J. (1986). A triangular theory of love. Psychological Review, 93(2), 119–135. https://doi.org/10.1037/0033-295X.93.2.119
Sudaryanto. (1993). Metode dan aneka teknik analisis bahasa: Pengantar penelitian wahana kebudayaan secara linguistis. Duta Wacana University Press.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Zubaedi, Z. (2017). Pendidikan Berbasis Masyarakat. IAIN Bengkulu. http://repository.iainbengkulu.ac.id/2381/
DOI: https://doi.org/10.26499/bahasa.v7i1.1268
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Apartemen Suite Metro
Jalan Soekarno Hatta No. 698B, Kelurahan Jatisari - Kecamatan Buahbatu Bandung, Jawa Barat 40286